Pemerintah Kota Palu melalui Bappeda Kota Palu dan BPBD Kota Palu melaksanakan kerjasama dengan Japan Overseas Cooperative Association (JOCA) dalam rangka untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap bencana.
Kegiatan dimulai dengan rapat koordinasi pada hari Selasa, tanggal 14 November 2023, dipimpin oleh Sekretaris Bappeda Kota Palu, Bpk. Muh. Fahri. Dalam rapat tersebut dibahas mengenai rencana pelaksanaan rangkaian kegiatan JOCA di Hunian Tetap Tondo I.
Pada Rabu, 15 November 2023, dilaksanakan rapat koordinasi persiapan dengan mengundang calon-calon fasilitator di Huntap Tondo I yang nantinya akan menjadi pelatih bagi Kelompok Pengurangan Risiko Bencana yang akan dibentuk di Huntap Tondo I.
Di Hari Kamis, 16 November 2023, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tukar pendapat mengenai strategi-strategi yang akan diambil dalam usaha pengurangan risiko bencana di Huntap Tondo I.
Pada Hari Jumat 17 November 2023, dilaksanakan Penilaian Ketahanan Desa (PKD) yang berfokus khusus pada Huntap Tondo I, yang diikuti oleh ketua RT/RW di Huntap Tondo, perwakilan tokoh-tokoh komunitas, masyarakat rentan, dan BPBD, dibantu oleh fasilitator-fasilitator pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana.
Kegiatan berlanjut lagi pada Hari Sabtu 18 November 2023, dengan pelaksanaan pelatihan fasilitator mengenai cara pengisian MyTimeline, yaitu rencana mandiri warga mengenai persiapan sebelum, saat, dan setelah bencana, dengan asumsi jika bencana banjir terjadi.
Pada Hari Minggu, dilaksanakan pemetaan area-area yang berisiko bencana di RT 05/RW 17 Huntap Tondo I, dengan fokus pada RT 05 yang terdampak oleh banjir bandang pada tahun 2022.
Rangkaian kegiatan tersebut ditutup dengan rapat koordinasi dan laporan antara Bappeda, JOCA, dan BPBD pada Hari Senin, 20 November 2023, yang dipimpin oleh Bpk. Muh. Fahri, yang menyampaikan harapannya terhadap keberhasilan Proyek JOCA di Huntap Tondo I.
Dalam rapat tersebut, fasilitator JOCA menyampaikan hasil dari rangkaian kegiatannya, dan menyimpulkan beberapa hal, antara lain:
- Terjadinya banjir di RT 05/RW 17 salah satunya disebabkan oleh tidak adanya drainase di area tersebut. Meskipun masyarakat telah berusaha menggali drainase sendiri, drainase yang digali tidak layak dan merata, sehingga tidak mengalirkan air dan hancur ketika air meluap.
- Hasil dari PKD sangat rendah, dari 60 pertanyaan, hanya didapatkan skor 14, bahkan tidak mencukupi tingkat Pratama dengan skoring 20 – 35. Sehingga sangat perlu ditingkatkan.
- Pemetaan lokal, meskipun baru dilaksanakan di satu RT, terbukti signifikan dalam mempengaruhi Ketua RT untuk lebih menyadari mengenai kondisi masyarakat yang ada di wilayahnya, termasuk juga kondisi risiko bencana yang ada di wilayah tersebut.